Thursday, June 1, 2000

Sebuah Dermaga


Sebuah Dermaga

(Episode Kepada Gadis Tercinta)


Di untaian terpaan riak dan ombak di pesisir, melaju, menyatu, dan bergumul dalam gelungan angin, menderu. Sukmaku berdiri terpaku, lalu lebur di kebiruan khayalku. Di sana aku berenang dan mengapung didalamnya, mencumbu malam dengan sejumput meganya, dan guratan aurora saat purnama. Menyusuri lintang dengan bintangnya

Aku selalu rindu untuk menepi, meraup jingga, saat mentari turun dan menyapa sekali lagi di cakrawala... dengan merahnya, magentanya, kuningnya, pada riaknya. Dan setelah berkali-kali rentangan jarak dan waktu, tangan dan kayuhan semakin melemah, maka tak ada lain keinginan dalam benak selain tetirah.

Dan tetirahku sampai pada satu dermaga;
dimana air meriak tenang
dimana angin menghembus semilir
dimana camar berkepak riang
dimana sauh terpancang dalam
dimana membentang dimata...
untaian taman kasih harum semerbak

Aku selalu rindu untuk datang berlabuh dan berlabuh mematri jengkal demi jengkal sonata cinta di haribaannya, pada gadis tercinta yang kupuja. Maka pada jiwamu, dermagaku, ‘kan kupancang satu pasak dengan dalam, dengan tegak. Agar temali cintaku tertambat lekat, erat-erat.


(Juni 2000)
*Kepada: MR


* Compiled
 

No comments: