Thursday, December 9, 2004

Puisi Untukmu


Puisi Untukmu (2004)



Dear Monk, 

aku tak pernah menyangka, memberimu puisi ternyata membuatmu bahagia lebih dari ketika aku membelikanmu sebuah benda berharga. binar di matamu dan rengkuhan lenganmu yang erat memelukku, seperti seseorang yang begitu lama menyimpan rindu. aku tahu betapa kau begitu berbahagia.  

aku tak menyangka ternyata pusiku bagimu masih jauh melebihi apa pun yang pernah kuberikan padamu, membuat hatimu berbunga-bunga. betapa ingin aku memudakan cinta yang ada di matamu dengan goresan-goresan tentang puja dan kerinduanku padamu, seperti dulu. seperti ketika cinta pertama kali merekatkan hati kita dulu.  

betapa ungkapan perasaanku yang merindukanmu membuatmu jadi lebih mencintaiku melebihi perasaanmu berhari-hari sebelumnya. kita seakan baru saja berjumpa. kita seakan baru saja merasakan saling menggenggam tangan, merasakan keringat yang membasahi telapak tangan kita yang hangat bergetar. kita seakan baru saja saling membisikkan kata cinta di telinga kita dengan suara yang bergetar nyaris tercekat, padahal bisikan ini entah untuk yang keberapa juta kali. aku mencintaimu, perempuanku. 

maka akan aku tuliskan puisi-puisi melulu tentangmu, tentang rinduku, tentang cintaku, tentang betapa berartinya engkau; tentang tatapanmu yang hangat sehangat pagi, tentang pelukanmu yang mendamaikan hati, tentang hangat kulit kita ketika kita bersentuhan, tentang segala gairah yang ingin saat ini juga kutumpahkan… padamu. segala tentangmu. 

aku mencintaimu, perempuanku. maka akan kutuliskan setiap rasa yang menggerayangi seluruh permukaan kulitku, yang lahir dari hatiku yang kembali muda. hatiku yang kembali merah segar, karena darah yang mengalirinya kembali penuh dengan segala cinta dan kerinduanku akan kebersamaan kita, darah yang berisi makna tentangmu, menghidupiku.  

maka aku tak ‘kan peduli pada berapa lama kita telah melewati masa bersama. berapa lama kita mendiami rumah yang kita impikan ini. tak peduli berapa lama sudah kita merasakan kecupan di bibir kita. tak peduli berapa lama kau aku hangat di kamar kita. aku tak peduli berapa tuanya usia kita saat ini. tak peduli berapa banyak anak-anak yang telah lahir dari rahimmu yang tak lagi perawan aku akan selalu mencintaimu, kekasihku...


(9 desember 2004)