Friday, December 12, 2003

Segelas Kopi Pagi


Segelas Kopi Pagi



segelas kopi pagi yang kuhirup tadi 
adalah satu dari sejuta romantika 
yang kita punya... 

asapnya yang hangat berkepul, 
tidak saja menjamah lidahku 
tapi juga mendekap sekujur tubuh 
segenap cintamu mengaliri raga 

aromanya segar menggelitik, 
berbaur harum rambut dan tubuhmu 
merebak di sejuknya pagi. 
mencumbu segenap inderaku. 

ritual ini kuharap abadi, 
menyinggahi rumah kita 
seiring datangnya sapa pagi 


(12 desember 2003)
rumahku


Dari "Buku Puisi NYANYIAN LAUT"

Kesadaran


Kesadaran



ke belahan bumi manapun kupergi 
di lindungan langit manapun kuberatap 
tak ada tempat senyaman penuh hakiki 
ketika aku disisimu bercanda 
karena di sanalah tempatku 
kudus di relung hatimu 


(12 desember 2003)
tentangmu



* COMPILED


Thursday, November 27, 2003

Lewat Dini Hari

Lewat Dini Hari

(sebuah catatan kerinduan) 


disinilah aku, sendiri. jauh darimu. kita terpisah oleh jarak, ruang dan waktu. dan jembatan yang mempertemukan kita hanyalah pikiran yang menyatu. aku melihatmu di benakku. aku merasakan betapa jiwa kita meronta. aku menyadari rindu di antara kita masih ada, meraja, menguasai kita secara nyata. 

kesendirian ini menyadarkanku tentangmu.. segala yang kucinta, segala yang kuinginkan adalah dirimu. dalam kesendirianku ternyata aku luruh rapuh. lalu pikiran seperti mewakili keberadaanku dan berlari, berpacu, melintasi alam sadarku untuk mendekapmu. memelukmu. 

dalam kesendirian, sukmaku ramai berceracau, lirih, melolong dan meratap. berkali-kali aku mendesah gundah… kesadaranku mengatakan bahwa aku membutuhkanmu, disisiku. dan, disinilah aku. belajar menyelami diri. setelah bertahun terlupakan karena rutinitas kedekatan lahir kita seakan membuat kita lupa, bahwa aku di hatimu dan hau dihatiku adalah semata wajar adanya dan semestinya, dan membuatku lupa menghargai bahwa semua itu sesungguhnya adalah karena kita saling mencintai. 

dan kesendirian ini mengajarku untuk lebih peduli tentang perasaanku yang selama ini kuendapkan dan terkubur nyaris mati. dan jarak yang panjang terbentang di antara kita makin menyiksaku (aku tahu juga menyiksamu). seperti cemeti yang membuka kesadaranku, berapa lama kita tak lagi bertukar kata cinta? berapa lama ungkapan ‘aku mencintaimu’ dan ‘aku sayang kamu’ – yang dulu adalah lagu wajib tiap kita bertemu dan berpisah – hanya kuwakilkan dengan sejumput senyum dan tatapan mata yang mengiring pelukan mesra sesaat saja?

jarak yang panjang ini sepertinya tak mampu menggali kembali saat-saat indah yang seharusnya menjadi milikmu, hakmu – namun berlalu datar dan kelabu – karena semuanya terkubur dalam irama rutinitas keseharian kita yang datar tanpa hentakan gairah sebagaimana awal-awal kebersamaan kita dulu. dan sepinya malam yang panjang menjadi orkes simphony yang memainkan nada-nada rindu, menggetarkan kembali sinyal-sinyal cinta di ruang jiwaku dimana didalamnya bergema namamu, kekasihku. 

disinilah aku, dalam kesendirian sesaat membutuhkanmu untuk melengkapi kekuranganku, menginginkanmu untuk mengisi kekosongan jiwaku dan memilihmu untuk menghidupi sukmaku yang terbaring lunglai hampir mati. aku masih mencintaimu, selalu. 


(27 nov ‘03)
hotel marannu, makassar

Saturday, November 15, 2003

Tak 'kan Berhenti Kumencintaimu (1)


Tak 'kan Berhenti Kumencintaimu  (1)

*Kepada: Minarni


aku tak 'kan berhenti mencintaimu
meski tak perlu aku berlari
membebat kenangan dan mimpi yang pergi
dan berdebar terengah pacu rindu
karena seluruhmu tlah kau beri aku..

memang tak lagi kita bermandi kata;
puisi cinta, rindu, debar, pesona
meski sentuhan kita kadang hilang makna
kutahu cinta tentangmu selalu ada

aku tak 'kan berhenti mencintaimu
karena hanya itu yang kutahu
yang kumau


(Nov. 2003)

Thursday, November 6, 2003

Monk


Monk



kupanggil kau monk.
bukan ‘yank, bukan cintaku, bukan kasihku.. 
tapi monk.
monk! ya... monk.

monk tak berarti bagi siapa pun! 
tapi bagiku monk adalah ketika
aku tak mampu mengungkap rasa
segala yang ada tentangmu 

monk adalah rinduku, 
adalah cintaku, 
adalah sayangku, 
adalah kasihku, perempuanku, hasratku 
jadi, kupanggil kau monk 
karena kau lah segalanya bagiku... 


(Nov ‘03) 
monk &  ponk

Friday, October 3, 2003

Kembali (2)


Kembali (2)



sejatinya hati kita satu 
kau dan aku...
karena di darahku kau mengalir 
dan di sukmamu jiwaku rebah 
kita berpelukan tetirah 
meracik damai milik kita 
dan benangnya adalah cinta 


(oktober 2003)
after the week end




Samudera Cinta (3)


Samudera Cinta (3)



telah kupinta pada-Nya 
cinta yang tak kan pernah mati 
dengan gejolak bergelora 
bak gelombang samudera 

tak ada kata henti 
tak pernah sirna 
samudera cinta untukmu… 


(oktober 2003)
tatapanmu


*  COMPILED


Samudera Cinta (2)


Samudera Cinta (2)



antara kau dan aku hanya ada rindu menyatu;
seperti lidah ombak dan bibir pantai, 

bercinta… tak pernah menua! 

deburannya adalah gairah 
hempasannya adalah desah 
seperti tak ada jemu! 
seperti tak ada lelah! 

bercumbu… tak kenal waktu! 


(oktober 2003)
in the kitchen, early morning


*  COMPILED

Samudera Cinta (1)


Samudera Cinta (1)



inikah rindu itu?
seperti gelombang dan ombak di lautan;
tak mampu kubendung
tak dapat kuhentikan menerjang…


(Oktober 2003)


*  COMPILED


Monday, July 28, 2003

Puisi Rumah Kita


Puisi Rumah Kita



inilah rumah kita 
dindingnya adalah kesabaran 
lantainya adalah kepercayaan 
atapnya adalah cinta kasih 
pagarnya adalah rindu 

pagi di rumah kita adalah keceriaan
aku terjaga, dengan kau dipelukan 
hangat menyeruak tirai kelambu kita, 
menyapa bayi-bayi kita 

malamku adalah dekapan, 
aku, kau dan bayi-bayi kita 
menyusuku, menyusu mereka di putingmu 
yang merah bercahaya 
karena cinta mengalir disana 

rumah kita adalah puisi 
tentang kau aku yang tak pernah tua 
tentang bayi-bayi kita yang tak pernah 
beranjak dewasa 

tentang cinta yang mendekapku, 
mendekapmu 
mengikat jiwa kita satu 
pada cita-cita yang mengangkasa 
inilah rumahku 
puisi tentang cinta  


(29 juli 2003) 

* Compiled


Thursday, July 24, 2003

Juli Sepuluh Tahun Lalu


Juli Sepuluh Tahun Lalu



Sepuluh tahun yang lalu, aku bertemu denganmu, seseorang yang telah kukenal sejak kita kecil. Pertemuan yang tak pernah kusangka, akan jadi satu lompatan besar dalam seluruh langkah kehidupanku.

Sepuluh tahun berlalu sejak kita bertemu, dan inilah kita, menjalani ulang bulan sepuluh tahun yang lalu ketika cinta kita pertama kali merekah. Aku tidak ingin mengenang hal buruk yang terjadi diantara kita, karena itu hanya akan menorehkan luka, hatimu, hati kita. Tapi aku akan selalu mengenang semua hal buruk yang telah kulakukan terhadapmu, agar aku bisa selalu memperbaiki sikapku. Agar aku selalu tahu, betapa kamu sangat mencintaiku.

Dan inilah kita, di ulang bulan ini aku ingin kembali mengingatmu sebagai Minarni, gadis yang sepuluh tahun lalu kujumpai kali pertama dalam alam kedewasaanku, dan kau memberikan senyum merekah menghiasi lahirmu yang bersahaja. Gadis yang pada hari itu kusadari padanya aku telah jatuh cinta dan akan selalu jatuh cinta.

Ulang bulan ini akan kucoba mengingatkanmu kembali, bahwa aku mencintaimu. Masih dan selalu. 

Selamat ulang bulan, kekasihku.


(24 juli 2003)