Thursday, June 1, 2000

Sore di Pematang


Sore di Pematang...

Kepada M:


Pematang cinta itu masih disana, menunggu kisahmu, menunggu jejak-jejakmu, menunggu semerta gemerbak aromamu dan lambaian helai-helai rambut legammu.

Matahari dan fajarnya pasti akan datang lagi, dara. Membawa burung-burung itu kembali mencari bulir demi bulir untuk disuapkan ke anak-anaknya. Dan rindumu pun terpenuhi ketika kepak-kepak sayapnya terdengar lagi. Pagi demi pagi … Senja ke senja.

Pematang cinta itu pasti tetap ada, dara. Menanti tarian laki-laki tua dan cangkulnya. Dengan bergurat garis2 kekekarannya berbalut lumpur disekujur badan.

Dan perempuan-perempuan setia datang menjelang senja bersegera, membasuhi dahaga dan lelah di sekujur. Membawa bungkusan nasi hangat dibakul-bakul. Turun dari gendongan pinggul indah dan betis bak padi buntingnya, menyuapinya dengan segenggam, bergelas dan berkujur cinta.

Biarkan pematang cinta itu disana, menjadi saksi berpasang kaki laki dan wanita turun di genangan air kali-kali kecil. Membasuh penat-penat dan gurat-gurat, merendamnya di sepengaliran kemericik sejuk. Dan menghela waktu di batu-batu bersanding asap rokok kelintingan bak cerutu.

Pematang cinta itu masih disana, dara. Membawa bisikmu, membasuh rinduku. Mengajakmu datang lagi dan menunggu. Pagi demi pagi … Senja ke senja


(Juni 2000)


* COMPILED

No comments: